This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 16 Mei 2014

Database Management System

Database Management System

Pengertian DatabaseManagement System (DBMS) :


1. Menutut C.J. Date : DBMS adalah merupakan software yang menghandel seluruh akses pada database untuk melayani kebutuhan user.

2. Menurut S, Attre : DBMS adalah software, hardware, firmware dan procedure-procedure yang memanage database. Firmware adalah software yang telah menjadi modul yang tertanam pada hardware (ROM).
3. Menurut Gordon C. Everest : DBMS adalah manajemen yang efektif untuk mengorganisasi sumber daya data.

Jadi DBMS : Semua peralatan komputer (Hardware+Software+Firmware). DBMS dilengkapi dengan bahasa yang berorientasi pada data (High level data langauage) yang sering disebut juga sebagai bahasa generasi ke 4 (fourth generation language).

1.Fungsi Database Management System :
- Definisi data dan hubungannya
- Memanipulasi data
- Keamanan dan integritas data
- Security dan integritas data
- Recovery/perbaikan dan concurency data
- Data dictionary
- Unjuk kerja / performance
Peralatan untuk menetapkan/menentukan pendekatan database disebut DBMS
DBMS merupakan software (dan hardware) yang kusus didesain untuk melindungi dan memanage database.

Dengan menggunakan DBMS, maka dapat :

- Mendefinisikan data dan hubungannya.
- Mendokumentasikan struktur dan definisi data
- Menggambarkan, mengorganisasikan dan menyimpan data untuk akses yang selektif/dipilih dan efisien.
- Hubungan yang sesuai antara user dengan sumber daya data.
- Perlindungan terhadap sumber daya data akan terjamin, dapat diandalkan, konsisten dan benar.
- Memisahkan masalah Logical dan physical sehingga merubah implementasi database secara fisik tidak menghendaki user untuk merubah maksud data (Logical).
- Menentukan pembagian data kepada para user untuk mengakses secara concurent pada sumber daya data.

Contoh DBMS :
1. Database Hierarchy : Pengaksesan data harus mengikuti aturan hierarchy yang sudah didefinisikan terlebih dahulu.
Contoh : IMS-2 (Information Management System) oleh IBM, 1968
2. Data Network : Data membentuk jaringan yang lebih bebas dari model hierarchy.
Contoh : IDMS (Integrated Database Management System) oleh Cullinet Software Inc, 1972
3. Data Relational : Data dikelompokkan secara bebas menurut jenisnya lewat proses
normalisasi
Contoh : - INGRES oleh UN of CA & Relational Tech., 1973
- System-R oleh IBM Research, 1975
- ORACLE oleh Relational Software Inc. , 1979
- DBASE II oleh Ashton-Tate, 1981

2. Komponen Utama DatabaseManagement System
Komponen utama DBMS dapat dibagi menjadi 4 macam : Perangkat Keras, Perangkat Lunak Data, Pengguna

3. Keuntungan Dan Kerugian Penggunaan Database Management System

Pengunaan DMBS untuk mengelola data mempunyai beberapa keuntungan,
yaitu :

- Kebebasan data dan akses yang efisien
- Mereduksi waktu pengembangan aplikasi
- Integritas dan keamanan data
- Administrasi keseragaman data
- Akses bersamaan dan perbaikan dari terjadinya crashes (tabrakan dari proses serentak).
- Mengurangi data redundancy : Data redundansi dapat direduksi/dikurangi, tetapi tidak dapat dihilangkan sama sekali (untuk kepentingan keyfield)
- Membutuhkan sedikit memory untuk penyimpanan data.

4. Kerugian pengunaan DBMS antara lain :

Memperoleh perangkat lunak yang mahal (teknologi DBMS, Operation, Conversion, Planning, Risk). DBMS mainframe masih sangat mahal. DBMS berbasis mikro biayanya mencapai beberapa ratus dolar, dapat menggambarkan suatu organisasi yang kecil secara berarti
Memperoleh konfigurasi perangkat keras yang besar. DBMS sering memerlukan kapasitas penyimpanan primer dan sekunder yang lebih besar daripada yang diperlukan oleh program aplikasi lain. Juga, kemudahan yang dibuat oleh DBMS dalam mengambil informasi mendorong lebih banyak terminal pemakai yang disertakan dalam konfigurasi daripada jika sebaliknya.

Mempekerjakan dan mempertahankan staf DBA DBMS memerlukan pengetahuan khusus agar dapat memanfaatkan kemampuan secara penuh. Pengetahuan khusus ini paling baik diberikan oleh pengeloladatabase.

Management By Objective

Management By Objective
Management By Objective (MBO) didefinisikan sebagai sistem manajerial yg komprehensif yg memadukan banyak aktivitas manajerial yg penting secara sistematis,  dengan sadar diarahkan untuk mencapai sasaran organisasi dan individual secara efektif dan efisien (koontz:1984). Sebagian orang menganggap MBO sebagai suatu alat penilaian namun yg lain menyatakan MBO sebagai teknik memberikan motivasi. bagi pendapat lainnya MBO dipandang sebagai sarana perencanaan dan pengendalian. ada juga yg masih memandang MBO dalam arti yg sempit dan terbatas.




Manfaat Management By Objective :

  • MBO memiliki manfaat dalam meningkatkan kualitas pengelolaan organisasi.
  • MBO memaksa para manajer untuk memikirkan perencanaan untuk mencapai hasil-hasil, dan bukan semata- mata merencanakan sejumlah aktivitas dan pekerjaan.
  • MBO juga bisa memaksa manajer untuk memperjelas berbagai peran dan struktur organisasi
  • MBO menuntut setiap posisi diisu oleh orang yg tepat dan sesuai dengan posisi tersebut.
  • bagi MBO , setiap orang yg bekerja di dalam organisasi tidak sekedar bekerja secara mekanis dengan mengikuti instruksi yg ada dan menunggu perintah ,  bimbingan dan berbagai keputusan dari atasannya.
  • MBO mampu membantu terciftanya suatu perencanaan yg efektif juga terbukti mampu melakukan pengendalian yg efektif.

Kelemahan Management By Objective :

  • MBO terlihat sekilas sangat sedrhana namun di balik kesedrhanaannnya membuat para manajer MBO harus benar- benar memahaminya sebab jika tidak maka mereka akan sulit menjelaskannya kepada bawahan.
  • MBO tidak bisa berhasil apabila tidak mampu memberikan garis-garis pedoman yg perlu. oleh karena itu manajer harus mengeyahui dengan tepat tujuan perusahaan dan aktivitasnya (sesuai dengan tujuan tersrbut).
  • tujuan yg kurang jelas akan berakibat para manajer tidak mampu menyesuaikan diri dengan MBO.
  • MBO juga ditemui kesulitan dalam menetapkan tujuan-tujuan.
  • bagi organisasi yg menggunakan MBO penetapan tujuan biasanya dilakukan untuk jangka pendek yg kurang dari setahun.
  • penerapan MBO juga menyebabkan ketidakluwesan dalam hal perubahan sasaran dubandingkan kobsep manajemen lainnya.

Rabu, 14 Mei 2014

Pengertian Change Management

Change Management
Perubahan bisnis dan lingkungannya dengan begitu cepat harus diiringi pula dengan manuver-manuver jitu jika tidak ingin terlindas atau kalah dari kompetisi. Perubahan ini tidak hanya berdampak terhadap sistem, tapi juga pelaksana sistem itu sendiri, yaitu Manusia. Yang selanjutnya menjadi masalah adalah elemen manusia merupakan bagian yang memiliki resistensi (penolakan) paling besar. Istilahnya adalah Status Quo. Maka dari itu, dibutuhkan sebuah pendekatan agar Manusia, sebagai elemen paling penting, memiliki pandangan yang positif terhadap perubahan, bahkan siap menjadi bagian di dalamnya. Pendekatan ini disebut Change Management atau Manajemen Perubahan.
Secara definisi, Change Management adalah sebuah proses terstruktur dan sistematis untuk membantu transisi individu, tim kerja, ataupun organisasi dari sebuah kondisi ke arah tujuan yang diinginkan.
Komponen yang harus ada di dalam Change Management adalah :
  1. Motivating Change. Mendorong kesiapan untuk berubah dan mengatasi setiap penolakan terhadapnya.
  2. Creating a Vision. Merumuskan arah perubahan yang diharapkan.
  3. Developing Political Support. Mempersiapkan para Agen Perubah (Change Agent), termasuk para informal leader.
  4. Managing the Transition. Menyusun rencana aktivitas, membangun komitmen dan struktur komite.
  5. Sustaining Momentum. Mempersiapkan infrastruktur perubahan, membangun sistem pendukung bagi para Agen Perubah, membangun kompetensi dan keahlian baru, dan mengapresiasi kemajuan sekecil apapun.

Bila salah satu komponen di atas tidak dilaksanakan dengan baik, maka beresiko terhadap keberhasilan perubahan itu sendiri, seperti :

Langkah 1 tidak dijalankan / cukup seadanya = Status Quo akan terjaga di titik ekstrim.
Langkah 2 tidak dijalankan / cukup seadanya = Perubahan terjadi dengan arah yang tidak jelas dan terjadi kebingungan.
Langkah 3 tidak dijalankan / cukup seadanya = Akan terjadi sabotase.
Langkah 4 tidak dijalankan / cukup seadanya = Fungsi-fungsi di dalam organisasi akan sulit beroperasi.
Langkah 5 tidak dijalankan / cukup seadanya = Perubahan tidak akan mencapai titik yang diharapkan.

Kondisi dunia sekarang ini dihadapkan pada suatu ketidakpastian yang semakin general dan integral.Untuk menghadapi ketidakpastian tersebut maka hal yang harus dilakukan adalah melakukan perubahan yang terus menerus dengan kualitas yang semakin meningkat.Sehingga mampu menjadi Bola Salju yang semakin besar semakin dapat menghadang badai ketidak pastian.
Sebaliknya jika organisasi terlambat melakukan perubahan atau perubahan yang dilakukan tidak signifikan terhadap tuntutan konsumen dan masyarakat,atau perubahannya tertinggal oleh pesaing maka organisasi akan digilas oleh keadaan dan bisa menghilang dari peredaran.
Michael Hammer dan James Champy menuliskan bahwa ekonomi global berdampak terhadap 3 C, yaitu customer, competition, dan change.( Michael Hammer dan James Champy, Reengineering the Corporation : A Manifesto for Business Revolution, 1994) Pelanggan menjadi penentu, pesaing makin banyak, dan perubahan menjadi konstan.
Persoalan utama didalam melakukan perubahan adalah Resistensi Individual,yang bisa timbul karena persoalan kepribadian, persepsi, dan kebutuhan, maka individu punya potensi sebagai sumber penolakan atas perubahan.
Coch dan French Jr. mengusulkan ada enam taktik yang bisa dipakai untuk mengatasi resistensi perubahan ( L. Coch dan J.R.P.French, Jr. “Overcoming Resistance to Change”, 1948)

  1. Pendidikan dan Komunikasi. Berikan penjelasan secara tuntas tentang latar belakang, tujuan, akibat, dari diadakannya perubahan kepada semua pihak. Komunikasikan dalam berbagai macam bentuk. Ceramah, diskusi, laporan, presentasi, dan bentuk-bentuk lainnya.
  2. Partisipasi. Ajak serta semua pihak untuk mengambil keputusan. Pimpinan hanya bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Biarkan anggota organisasi yang mengambil keputusan.
  3. Memberikan kemudahan dan dukungan. Jika pegawai takut atau cemas, lakukan konsultasi atau bahkan terapi. Beri pelatihan-pelatihan. Memang memakan waktu, namun akan mengurangi tingkat penolakan.
  4. Negosiasi. Cara lain yang juga bisa dilakukan adalah melakukan negosiasi dengan pihak-pihak yang menentang perubahan. Cara ini bisa dilakukan jika yang menentang mempunyai kekuatan yang tidak kecil. Misalnya dengan serikat pekerja. Tawarkan alternatif yang bisa memenuhi keinginan mereka.
  5. Manipulasi dan Kooptasi. Manipulasi adalah menutupi kondisi yang sesungguhnya. Misalnya memlintir (twisting) fakta agar tampak lebih menarik, tidak mengutarakan hal yang negatif, sebarkan rumor, dan lain sebagainya. Kooptasi dilakukan dengan cara memberikan kedudukan penting kepada pimpinan penentang perubahan dalam mengambil keputusan.
  6. Paksaan. Taktik terakhir adalah paksaan. Berikan ancaman dan jatuhkan hukuman bagi siapapun yang menentang dilakukannya perubahan.

Pendekatan klasik yang dikemukaan oleh Kurt Lewin mencakup tiga langkah. Pertama : UNFREEZING the status quo, lalu MOVEMENT to the new state, dan ketiga REFREEZING the new change to make it permanent (Kurt Lewin, Field Theory in Social Science, 1951) Melalui strategi yang dikemukakan oleh Kurt Lewin, kekuatan pendukung akan semakin banyak dan kekuatan penolak akan semakin sedikit.
Unfreezing : Upaya-upaya untuk mengatasi tekanan-tekanan dari kelompok penentang dan pendukung perubahan. Status quo dicairkan, biasanya kondisi yang sekarang berlangsung (status quo) diguncang sehingga orang merasa kurang nyaman.
Movement : Secara bertahap (step by step) tapi pasti, perubahan dilakukan. Jumlah penentang perubahan berkurang dan jumlah pendukung bertambah. Untuk mencapainya, hasil-hasil perubahan harus segera dirasakan.
Refreezing : Jika kondisi yang diinginkan telah tercapai, stabilkan melalui aturan-aturan baru, sistem kompensasi baru, dan cara pengelolaan organisasi yang baru lainnya. Jika berhasil maka jumlah penentang akan sangat berkurang, sedangkan jumlah pendudung makin bertambah.
Change Management amat tergantung dari pemimpinnya,Karena budaya pemimpin akan mewarnai arah perubahan organisasi.Untuk itu faktor pemimpin menjadi kunci utama keberhasilan sebuah perubahan. Seorang pemimpin yang mampu membawa perubahan organisasi menjadi lebih baik adalah :
  1. Punya Visi yang Inspiring dan Mampu menjadi motivasi bagi seluruh anggota organisasi
  2. Punya program kerja yang Terperinci,terarah dan terukur.
  3. Perubahan itu dimulai dari diri seseorang pemimpin itu sendiri yang memberikan tauladan bagi seluruh anggota organisasi
  4. Membangun kebijaksanaan,melalui kemampuan mendengarkan yang baik.Sebab dengan mengerti orang lain anda mendapatkan kebijaksanaan, mengerti diri sendiri anda mendapatkan pencerahan.
  5. Fleksibelitas.Mampu bergerak dan berubah pada situasi apapun.
  6. Mampu melihat keunikan para anggota organisasinya
  7. Mampu menempatkan orang yang tepat pada pekerjaan/jabatan yang tepat.
  8. Selalu mempunyai cara untuk menyelesaikan persoalan dengan berfikir dan bertindak diluar kebiasaan.
  9. Selalu menjadi harapan bagi seluruh anggota organisasi

Dengan demikian, perubahan apapun, kebijakan, lokasi, waktu kerja, dst. harus direncanakan dengan matang dan dilaksanakan serta dimonitor dengan baik dan hati-hati.


Selasa, 29 April 2014

Pengertian Total Quality Management

Total Quality Management
TQM atau Total Quality Management (Bahasa Indonesia: manajemen kualitas total) adalah strategi manajemen yang ditujukan untuk menanamkan kesadaran kualitas pada semua proses dalam organisasi. Sesuai dengan definisi dari ISO, TQM adalah "suatu pendekatan manajemen untuk suatu organisasi yang terpusat pada kualitas, berdasarkan partisipasi semua anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan serta memberi keuntungan untuk semua anggota dalam organisasi serta masyarakat."
Filosofi dasar dari TotalQuality Management  adalah "sebagai efek dari kepuasan konsumen, sebuah organisasi dapat mengalami kesuksesan."
Kendaraan yang digunakan dalam TQM:
1.     Manajemen Harian
2.     Manajemen Kebijakan
3.     Manajemen Cross-functional

TQM telah digunakan secara luas dalam manufakturpendidikanpemerintahan, dan industri jasa, bahkan program-program luar angkasa dan ilmu pengetahuan NASA.
Dalam era globalisasi dan liberalisasi perdagangan, terjadi berbagai perubahan dalam hampir semua aspek, misalnya dalam aspek ekonomi, politik, sosial budaya, teknologi, hukum, hankam, dan aspek lainnya. Berbagai tren baru dalam lingkungan manufaktur membawa dampak terhadap kualitas.
Kelangsungan hidup perusahaan sangat tergantung pada kemampuan untuk memberi respons terhadap perubahan-perubahan tersebut secara efektif. Umumnya perubahan yang terjadi disebabkan oleh berbagai kekuatan yang ada, baik internal maupun eksternal.
Ada empat kekuatan eksternal utama, yaitu karakteristik demografi, kemajuan teknologi, perubahan pasar, dan tekanan sosial serta politik.
Total Quality Management  merupakan suatu konsep manajemen modern yang berusaha untuk merespons secara tepat terhadap setiap perubahan yang ada, baik yang didorong oleh kekuatan eksternal maupun internal. TQM lebih berfokus pada tujuan perusahaan untuk melayani kebutuhan pelanggan dengan memasok barang dan jasa yang memiliki kualitas setinggi mungkin.
Kehadiran TQM sebagai paradigma baru menurut komitmen jangka panjang dan perubahan total atas paradigma manajemen tradisional. Perlunya perubahan total dikarenakan cara menjalankan bisnis dengan TQM berbeda sekali dengan cara tradisional. Perbedaan pokok adalah berupa karakteristik yang tercakup dalam unsur-unsur TQM, yang meliputi:

· Fokus pada pelanggan eksternal dan internal
· Memiliki obsesi tinggi terhadap kualitas
· Pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
· Adanya komitmen jangka panjang
· Kerja sama tim
· Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
· Perbaikan proses secara berkesinambungan
· Adanya pendidikan dan pelatihan karyawan yang bersifat bottom-up
· Adanya kebebasan yang terkendali
· Adanya kesatuan tujuan

Munculnya TQM juga dikarenakan adanya kekurangan atau kesalahan dalam menjalankan bisnis dengan mengunakan pendekatan tradisional. Beberapa kekurangan atau kesalahan tersebut (Fandy, 1995:329), antara lain sebagai berikut:

  • Berfokus pada jangka pendek
  • Cenderung bersifat arogan, tidak berfokus pada pelanggan
  • Memandang rendah kontribusi potensial karyawan
  • Menganggap bahwa mutu yang lebih baik hanya dapat dicapai dengan biaya yang tinggi
  • Mengutamakan bossmanship bukan leadership


Hasil analisis yang dilakukan Benson (et al., 1991) (dalam Hessel, 2003:81) persepsi manajer mengenai manajemen kualitas ideal dan actual dengan instrument tentang delapan area kritikal manajemen kualitas, yaitu peran kepemimpinan, kebijakan kualitas, training product service design, manajemen kualitas pemasok, data kualitas dam pelaporan serta hubungan karyawan. Alat analisis digunakan adalah regresi berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa organizational quality context ternyata mempengaruhi persepsi manajemen kualitas actual maupun ideal.

Pengaruh penerapan TQM pada kinerja organisasi (Hessel, 2003:84) meliputi atas berikut ini.

1.    Proses desain produk.

2.    Manajemen arus proses.

3.    Statistical quality control.

4.    Hubungan jangka panjang dengan pelanggan.

5.    Sikap kerja pekerja

6.    Kinerja organisai pada keunggulan kompetitif.


Pengertian Supply Chain Management

Supply Chain Management

 Supply Chain Management (Manajemen Rantai Suplai) adalah koordinasi dari bahaninformasi dan arus keuangan antara perusahaan yang berpartisipasi. Manajemen rantai suplai bisa juga berarti seluruh jenis kegiatan komoditas dasar hingga penjualan produk akhir ke konsumen untuk mendaur ulang produk yang sudah dipakai.


  • Arus material melibatkan arus produk fisik dari pemasok sampai konsumen melalui rantai, sama baiknya dengan arus balik dari retur produk, layanan, daur ulang dan pembuangan.
  • Arus informasi meliputi ramalan permintaan, transmisi pesanan dan laporan status pesanan, arus ini berjalan dua arah antara konsumen akhir dan penyedia material mentah.
  • Arus keuangan meliputi informasi kartu kredit, syarat-syarat kredit, jadwal pembayaran dalam penetapan kepemilikandan pengiriman. (Kalakota, 2000, h198)


Tujuan utama dari Supply Chain Management adalah:


  1. penyerahan / pengiriman produk secara tepat waktu demi memuaskan konsumen
  2. mengurangi biaya
  3. meningkatkan segala hasil dari seluruh supply chain (bukan hanya satu perusahaan)
  4. mengurangi waktu
  5. memusatkan kegiatan perencanaan dan distribusi

 Komponen Supply Chain Management dan Teknologi
Sistem Supply Chain Management memiliki kemampuan sebagai berikut:

  1. Aliran informasi bergerak sangat cepat dan akurat antara elemen jaringan supply chain seperti: Pabrik, Suppliers, Pusat distribusi, Konsumen, dan sebagainya).
  2. Informasi bergerak sangat cepat untuk menanggapi perpindahan produk
  3. Setiap elemen dapat mengatur dirinya
  4. Terjadi integrasi dalam proses permintaan dan penyelesaian produk
  5. Kemampuan internet.

Peralatan fungsional yang dimiliki sistem Supply Chain Management adalah:


  • Demand management/forecasting yaitu perangkat peralatan dengan menggunakan teknik-teknik peramalan secara statistik. Perangkat ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil peramalan yang lebih akurat.
  • Advanced planning and scheduling yaitu suatu peralatan dalam rangka menciptakan taktik perencanaan, jangka menengah dan panjang berikut keputusan-keputusan menyangkut sumber yang harus diambil dalam rangka melengkapi jaringan supply.
  • Transportation management yaitu suatu fungsi yang berkaitan dengan proses pendisitribusian produk dalam supply chain.
  • Distribution and deployment yaitu suatu alat perencanaan yang menyeimbangkan dan mengoptimalkan jaringan distribusi pada waktu yang diperlukan. Dalam hal ini, Vendor Managed Invetory dijadikan pertimbangan dalam rangka optimalisasi.
  • Production planning yaitu suatu perencanaan produksi dan jadwal penjualan menggunakan taraf yang dinamis dan teknik yang optimal.
  • Available to-promise yaitu suatu tanggapan yang cepat dengan mempertimbangkan alokasi, produksi dan kapasitas transportasi serta biaya dalam keseluruhan rantai supply .
  • Supply chain modeler yaitu suatu perangkat dalam bentuk model yang dapat digunakan secara mudah guna mengarahkan serta mengontrol rantai supply. Melalui model ini, mekanisme kerja dari konsep supply chain dapat diamati.
  • Optimizer .The optimizer ibarat jantung dari sistem supply chain management. Dalamnya terkandung: linear & integer programming, non-linear programming, heuristics and genetic algorithm. Genetic algorithm adalah suatu computing technology yang mampu mencari serta menghasilkan solusi terbaik atas jutaan kemungkinan kombinasi atas setiap parameter yang digunakan


Permasalahan yang biasa terjadi pada Supply Chain Management adalah :


  1. Distribusi Konfigurasi Jaringan: Jumlah dan lokasi supplier, fasilitas produksi, pusat distribusi ( distribution centre/D.C.), gudang dan pelanggan.
  2. Strategi Distribusi: Sentralisasi atau desentralisasi, pengapalan langsung, Berlabuh silang, strategi menarik atau mendorong, logistik orang ke tiga.
  3. Informasi: Sistem terintregasi dan proses melalui rantai suplai untuk membagi informasi berharga, termasuk permintaan sinyal, perkiraan, inventaris dan transportasi dsb.
  4. Manajemen Inventaris: Kuantitas dan lokasi dari inventaris termasuk barang mentah, proses kerja, dan barang jadi.
  5. Aliran dana: Mengatur syarat pembayaran dan metodologi untuk menukar dana melewati entitas didalam rantai suplai.



Senin, 28 April 2014

Pengertian Management File

Management File

Pengertian Management File

Management File adalah metode atau struktur data yang digunakan sistem operasi untuk mengatur kegiatan dan mengorganisir file pada disk atau partisi. File system juga dapat diartikan sebagai partisi atau disk yang digunakan untuk menyimpan berbagai file dalam cara tertentu. Cara memberi suatu file system ke dalam disk atau partisi dengan cara melakukan Format.




Manfaat Manajemen File

Dapat mengurangi resiko kehilangan file yang dikarenakan terhapus secara tidak disengaja, tertimpa file baru, tersimpan dimana saja, maka dari itu penerapan Management File sangatlah penting agar hal lain yang tidak kita inginkan tidak terjadi.

Fungsi Manajemen File

Beberapa fungsi yang diharapkan dari pengelolaan file adalah :

  1.  Penciptaan, modifikasi, dan penghapusan file.
  2.  Mekanisme pemakaian file secara bersama.
  3. Kemampuan backup dan recovery untuk mencegah kehilangan karena kecelakaan atau dari upaya  penghancuran informasi.
  4. Pemakai dapat mengacu file dengan nama simbolik (Symbolic name) bukan menggunakan penamaan yang  mengacu perangkat fisik.
  5. Pada lingkungan sensitif dikehendaki informasi tersimpan aman dan rahasia.
  6. Sistem file harus menyediakan interface user-friendly.


Maka dari itu Management File ialah suatu cara yang sangat diperlukan untuk mencegah atau mengurangi suatu kejadian file hilang dan sebagainya supaya bisnis kita lancar tanpa ada suatu halangan apapun.

Pengertian Knowledge Management

Knowledge Management

Knowledge Management adalah kumpulan perangkat, teknik, dan strategi untuk mempertahankan, menganalisis, mengorganisasi, meningkatkan, dan membagikan pengertian dan pengalaman. Pengertian dan pengalaman semacam itu terbangun atas pengetahuan, baik yang terwujudkan dalam seorang individu atau yang melekat di dalam proses dan aplikasi nyata suatu organisasi. Fokus dari MP adalah untuk menemukan cara-cara baru untuk menyalurkan data mentah ke bentuk informasi yang bermanfaat, hingga akhirnya menjadi pengetahuan.
Cut Zurnali (2008) mengemukakan istilah knowledge management pertama sekali digunakan oleh Wiig pada tahun 1986, saat menulis buku pertamanya mengenai topik Knowledge Management Foundations yang dipublikasikan pada tahun 1993. Akhir-akhir ini, konsep knowledge management mendapat perhatian yang luas. Hal ini menyatakan secara tidak langsung proses pentransformasian informasi dan intellectual assets ke dalam enduring value. Knowledge management merupakan kekhususan organisasi (organization-specific), ketika perhatian dasarnya adalah ekploitasi dan pengembanganorganizational knowledge assets kepada tujuan-tujuan organisasi selanjutnya. Knowledge management bukan merupakan sesuatu yang lebih baik (better things), tapi untuk mengetahui bagaimana mengerjakan sesuatu dengan lebih baik (things better).
Menurut Dr. Yogesh Malhotra (2003) president and founding chairman dari Brinnt Institute menyatakan bahwa “knowledge is the potential for action based upon data, information, insights, intuition and experience”. Yang artinya pengetahuan adalah potensi untuk tindakan yang berdasar pada data, informasi, wawasan, intuisi dan pengalaman.
Tiwana (1999) mendefinisikan Knowledge Management secara luas dalam arti memanajemeni pengetahuan sebagai “ ...management of organizational knowledge for creating business value and generating a competitive advantage.” Knowledge Management memberikan kemampuan untuk mencipta, mengkomunikasikan dan menerapkan pengetahuan yang diperlukan dan berguna bagi pencapaian semua jenis tujuan bisnis. Tiwana juga menjelaskan “Knowledge management is the ability to create and retain greater value from core business competencies." Knowledge Management menyelesaikan masalah bisnis partikular mencakup penciptaan dan penyebaran barang atau jasa inovatif, mengelola dan memperbaiki hubungan dengan para pelanggan, mitra dan pemasok, juga mengadministrasi serta meningkatkan praktek dan proses kerja.
Probst (2001) mengemukakan bahwa knowledge adalah keseluruhan bagian dari pengetahuan yang ada dan keterampilan individu yang digunakan untuk memecahkan masalah. Knowledge tersebut terbagi dalam teori dan praktek yang pada umumnya berupa aturan dan petunjuk untuk mengambil keputusan. Knowledge bergantung pada data dan informasi yang dimiliki oleh suatu personal yang merefleksikan tentang suatu pendapat.
Menurut Laudon dan Laudon (2002), knowledge management berfungsi meningkatkan kemampuan organisasi untuk belajar dari lingkungannya dan menggabungkan pengetahuan ke dalam proses bisnis. Knowledge Management adalah serangkaian proses yang dikembangkan dalam suatu organisasi untuk menciptakan, mengumpulkan, memelihara dan mendiseminasikan pengetahuan organisasi tersebut.
Menurut Honeycutt, (2000) Knowledge management adalah suatu disiplin yang memperlakukan modal intelektual sebagai aset yang dikelola. Sistem knowledge management memberikan informasi yang tepat kepada orang yang tepat pada saat yang tepat. Knowledge management mengubah pengalaman dan informasi menjadi hasil.
Barclay dan Murray (2002,p.1) mendefinisikan Knowledge Management sebagai suatu aktivitas bisnis yang mempunyai dua aspek penting, yaitu:
1. Memperlakukan komponen pengetahuan dalam aktivitas-aktivitas bisnis yang direfleksikan dalam strategi, kebijakan, dan berbagai praktek perusahaan secara keseluruhan.
2. Membuat suatu hubungan langsung antara aset intelektual perusahaan baik yang explicit maupun tacit untuk mencapai tujuan perusahaan.